Om Swastiastu

Om Swastiastu

Minggu, 26 Juli 2015

I Wayan Merta (Jro Mangku Lingsir)

Ngayah di Pura Pasek Agung Tegal
I Wayan Merta kelahiran kota denpasar banjar tegal gede desa pemecutan klod tahun 1946.
Menjadi pemangku di pura pasek agung tegal denpasar dengan gelar Jro Mangku Lingsir dan menjadi pengayah umat sampai sekarang. Semoga beliau senantiasa diberikan kesehatan dan panjang umur. Alamat Jl. Imam Bonjol No. 56 A/90 Denpasar Barat.


Ngayah Karya di Merajan

Sabtu, 21 Maret 2015

Beberapa Benda Gaib di Bali & Fungsinya

  • Batu mekocok sebagai pemberi kekuatan bagi tubuh seorang yang memegangnya. 
  • Kakul empet berbentuk seperti keong dengan tidak ada lubangnya,untuk kekebalan. 
  • Manik kakul berbentuk keong kecil berwarna putih untuk mengobati penyakit mata. 
  • Manik taluh telur kecil tanpa isi,yg sudah membatu,berguna untuk menghidupkan kama (sperma) pada orang yg lama belum punya keturunan. 
  • Pis rejuna berisi gambaran sang arjuna mentang panah, dipakai pria untuk memikat lawan jenisnya agar bisa dicintai
  • Pis jaring akan nampak bayangan jaring dipakai dalam menerik benda gaib lainnya ataupun pemikat, pengasih untuk semua orang 
  • Bok memedi rambut halus berwarna kuning kemerahan,dan panjang dimiliki oleh memedisebai sarana langsung berhubungan dengan memedi ataupun sebagai maya-maya. 
  • Kayu kasuwe hanya tumbuh di pucak gunung batukaru, dipakai dalam  menundukkan serangan ilmu hitam serta memusnahkan racun. 
  • Batu penyu berbentuk seperti penyu, digunakan dalam memohon turunnya hujan saat musim kemarau berkepanjangan. 
  • Bun selimpet suatu tanaman merambat yang berkumpul dan melilit tanpa ada ujung pangkalnya, bila ada orang yang sengaja atau tanpa sengaja melangkahi bun ini maka dia akan kehilangan arah dimana dia berada dan sangat berguna untuk membingungkan penjahat/pencuri. 
  • Bun saet mingmang batang tanaman menjalar  berbentuk karawista dan saling bertautan yang berguna untuk menangkal serangan ilmu hitam. 
  • Besi kuning diyakini memberikan kekebalan pada tubuh seseorang dari serangan benda tajam. 
  • Umbi banah umbi pohon banah  yang tumbuh disekitar pegunungan yang berguna untuk kekebalan tubuh. 
  • Nyuh kembar pohon kelapa yangg kembar biasanya buahnya dipakai untuk mengobati penyakit  niskala serta pemberi ketentraman dalam keluarga. 
  • Kayu uli yaitu tumbuhan yg hidup didasar laut jenisnya bermacam-macam seperti uli gadang, brahma, dan wisnu yang fungsinya untuk menangkal serangan magis. 
  • Uli selimpet kayu uli yg tak diketahui mana ujung dan batangnya yangberguna sebagai penolak bala dan penjaga karang. 
  • Pis bolong malen berbentuk tokoh pewayan malen berguna untuk mengalahkan kekuatan ilmu hitam. 
  • Pis bolong kresna bergambar kresna,berguna untuk kewibawaan. 
  • Pis bolong candra (bulan) yaitu berisi ganbar bulan sabit terkadang ada dewi supraba & arjuna didalamnya dapat digunakan oleh pria dan wanita untuk pemikat lawan jenis. 
  • Pangan nyuh sundul putik kelapa yang menembus pelepahnya, digunakan sebagai penyeseh atau kelancaran dalam proses melahirkan. 
  • Bok gamang yaitu rambut dari mahluk halus yang disebut dengan gamang.digunakan sebagai sarana maya-maya. 
  • Batu bolong yaitu batu dengan berisi lubang didalamnya karena pengaruh alam dapat digunakan metetenungan penyakit. 
  • Manik kaliasem  berbentuk buah kaliasem dapat digunakan untuk mengilangkan racun & bebai yang telah masuk ke dalam tubuh.
  • Pis bolong gajah bergambar gajah yang berguna untuk mengangkat benda- benda gaib lainnya. 
  • Mirah bang bila ditaruh dalam gelas maka airnya berubah menjadi merah yang fungsinya sebagai penetralisir  racun, kekebalan serta menghilangkan penyakit buatan orang (black magig). 
  • Mirah delima berbentuk seperti buah delima berguna untuk kekebalan tubuh dari senjata tajam. 
  • Mirah segara bila dicelupkan dalam air akan menyala dapat digunakan sebagai obat peyakit  tulang. 
  • Lungsir & cukli  yaitu keong laut yang menyala berwarna warni dapat diolah menjadi minyak  yang berguna menangkal serangan cetik. 
  • Kewawah akar laut digunakan  untuk melindungi pekarangan dari  serangan bebai. 
  • Tiing jaatsatru dimana  pada satu buku bambu ada pucuk ranting yang saling berhadapan berguna  untuk menangkal  serangan ilmu hitam. 
  • Tiing empet yaitu bambu yang buntut tidak berlubang dan diyakini memberikan kekuatan menahan serangan ilmu hitam. 
  • Kepasilan tiing yaitu benalu yang tumbuhnya diatas pohon bambu dan fungsinya untuk mengobati penyakit  non medis. 
  • Juwuk  linglang sejenis jeruk purut yag terdapat di alam gaib .untuk menyembuhkan penyakit non medis. 
  • Jelengkak berbentuk seperti keong  dengan gerigi  tajam & runcing yang berguna untuk mengobati orang terkena serangan bebai. 
  • Nyuh buta yaitu buah kelapa  yang  tidak berisi mata berguna sebagai sarana penjaga karang. 
  • Les kelor ,dapdap, biu digunakan  sebagai peneralisir racun. 
  • Besi belek berguna untuk kekebalan dari senjata tajam. 
  • Besi tawar yang mempunyai khasiat sebagai penetral racun dalam tubuh.


Sumber : Berbagai sumber tentang artikel terkait, jika ada tambahan dapat diberi masukan.

Kamis, 02 Januari 2014

Salampah Laku

Maguru ring "Salampah Laku" karyan Ida Pedanda Made Sidemen (1858-1984)


     10 September 1984, Bali kehilangan seorang pengarang besar yaitu Ida Pedanda Made Sidemen. Pengarang sastra tradisional berbagai genre itu berpulang dalam usia 126 tahun. Ida Pedanda dikenal sebagai seorang sulinggih sederhana serta sahabat Raja Badung yaitu I Gusti Ngurah Made Denpasar yang gugur dalam perang Puputan Badung 20 September 1906. Tahun ini, tepat 29 tahun kawi-wiku yang juga filosof dan arsitek tradisional Bali itu berpulang. Ada banyak karya, pemikiran dan laku diri yang patut diteladani dari sang pandita dari Sanur ini.  Sejumlah karya Ida Pedanda Made Sidemen yang cukup penting, di antaranya Siwagama, Kakawin Chandra Bhairawa, Kakawin Cayadijaya, Kakawin Singhalangghyala, Kakawin Kalpha Sanghara, Kidung Pisacarana, Kidung Rangsang dan Geguritan Salampah Laku. Kesederhanaan memang menjadi jalan hidup Ida Pedanda Made Sidemen. Dalam karya-karyanya, sahabat Raja Badung, I Gusti Ngurah Made Agung ini menyebut diri tidak berpunya (mayasa lacur). Tidak punya tanah sawah (tong ngelah karang sawah), sehingga memilih jalan “bercocok tanam” di dalam diri (karang awake tandurin). Kendati begitu, Ida Pedanda senantiasa berharap bisa bermanfaat bagi masyarakat (guna dusun).Seperti yang termuat dalam salah satu karya beliau berjudul Salampah Laku seperti berikut


Hana wong panggresek jagat, tan panguna tiwas lekig, kéwala uning mangucap, kadi pangunining paksi, wahu sumrangsang aksi, tahun kalih dasa pitu, pakeburé manglayang, maninggalin, yayah bibi, ngungsi dusun lumayati wong kanyaka// Sateka ring paran-paran, umeneng tan wruhing aksi, tan pabekel tan pasastra, blogé tan sihing Widhi, kapetengan ring ati, rasa tan hana lor kidul, pangataging tri mala, ngahasi desamet nasi, adudunung, asring anginep ring awan.

  
Dimana makna sesungguhan dari geguritan tersebut adalah mengajarkan kita bahwa konsep buana agung dan buana alit adalah sama, karena bukan kekayaan yang menjadi tujuan utama melainkan keserhanaan (tong ngelah karang sawah karang awake tandurin) dan dapat berguna untuk orang lain (guna dusun).
Teladan yang paling diingat masyarakat Sanur dan Denpasar pada umumnya dari sosok Ida Pedanda Made Sidemen yakni kesederhanaan dalam menggelar upacara pitra yadnya. Tatkala jazad sang pendeta yang juga pengawi serta arsitek agung Bali itu di-pelebon, upacaranya jauh dari kesan mewah atau pun megah. Tak ada lembu bertanduk emas, tiada usungan bade menjulang tinggi, tanpa hingar-bingar pula. Kendati pelebon pada 13 September 1984 itu diiringi ribuan orang, toh yang terasa seperti kesunyian, keheningan. Memang, upacara pelebon sederhana itu merupakan wasiat Ida Pedanda menjelang lebar (meninggal). Ida Pedanda berpesan kepada putrinya, Ida Ayu Pidin agar jazadnya cukup dibakar sederhana. Bahkan, Ida Pedanda sepertinya sudah tahu kapan akan dijemput kematian. Lantaran sebagian perlengkapan upacara pelebon-nya disiapkan sendiri. Keropak penutup jenazahnya misalnya, sepenuhnya merupakan karya Ida Pedanda sendiri. Ida Pedanda Made Sidemen telah menyiapkan sendiri “jalan pulang”, jalan kembali ke tanah wayah.



Om Swargantu, Moksantu, Sunyantu, Murcantu, Om Ksama Sampurna Ya Namah Swaha







     







Kamis, 11 Juli 2013

Bali Tempoe Doloe

Gambaran bali di tahun 1930an, beberapa foto ini diambil dari sumber Nikola Drakulic, yang menggambarkan kehidupan di Bali pada  jaman doeloe.Nikola Drakulic adalah Cinematographer terkenal, yang pada th.1950 an membuat film tentang Bali berjudul "Bali, Island of Gods". Berikut adalah beberapa foto-foto kehidupan masyarakat bali pada tahun 1930an yang berhasil diabadikan : 


 

sumber : koleksibalitempoedoloe

Selasa, 02 Juli 2013

Cetik Bali



Om Awignam Astu Namo Sidham 
Om Sidhirastu Tad Astu Astu Swaha

Om Swastiastu
 
Cetik adalah sejenis racun khas Bali, yang digunakan untuk "mencelakai" orang lain. Disini tiang akan menjelaskan sedikit mengenai cetik dan mantra penanggulangan cetik serta gejala-gejala penyakit yang tampak (sekala) dan tak tampak (niskala) pada penderita menurut lontar usada bali yang tiang pergunakan sebagai acuan. Semoga tulisan yang tiang buat dapat bermanfaat untuk semua yang membaca.

Jenis cetik & bahan yang digunakan membuatnya :
  1. Cetik Gringsing. Terbuat dari Yuyu Gringsing atau semacam gurita berwarna merah. Yuyu ini dimasukkan ke dalam botol, dan disimpan dalam tanah selama 6 bulan. Setelah itu menghasilkan minyak. Minyak inilah yang digunakan sebagai cetik ditambah dengan minyak (Lengis Nyuh) untuk memperbanyak volumenya.
  2. Cetik Krawang. Dibuat dari kerikan gong gangsa dicampur dengan "medang tiing gading" dan medang "tiing buluh" (medang adalah bulu halus pada bambu)
  3. Cetik Buntek. Dibuat dari usus Be Buntek.
  4. Cetik Singar Mangsi. Dibuat dari Lateng Layar di Laut.
  5. Cetik Jinten. Dibuat dari tulang manusia, prosesnya memerlukan waktu yang cukup panjang.
  6. Cetik Badung. Dibuat dari air yang keluar dari orang meninggal (Banyeh)didiamkan, ambil bagian beningnya dengan kapas, lalu taruh dipertigaan desa, kemudian sebut nama dan tempat orang yang disakiti disertai dengan mantera-mantera tertentu.

Sebagai contoh tiang ambil contoh Cetik Croncong Polo :

   Diantara semua cetik yang disebutkan dalam beberapa lontar usada di Bali, masyarakat lebih mengenal cetik Croncong Polo karena dianggap paling menakutkan dan persepsi sebagai racun yang paling menyakitkan dan berbahaya. Persepsi ini tentu saja terbentuk dari pemaknaan kata Croncong Polo, yang diartikan racun yang menyerang otak. Persepsi ini terbentuk bukan oleh unsur atau komposisi cetik, melainkan gejala dan hasil yang tampak pada si korban. Gejalanya yaitu, mata merah, badan terasa panas, telinga penderita terasa pecah, seperti diseruduk "dilumbih beduda". Dalam lontar usada sarana yang digunakan untuk menyembuhkan cetik ini yaitu Keong Kraca, Madu Klupa, Air Jeruk, Belerang Merah. Obat ini digunakan diteteskan ke hidung

Mantra untuk mengantisipasi serangan cetik yang sudah masuk ke dalam tubuh :

Ong Sang Hyang Brahma, pinaka urip wetengku
Sang Hyang Siwanirmala angadeg ring jiwanku
Wisnu Iswara anglebur sahananing kapangan kenum
Sastra Mang Ang Ung Mang Ah amunah wisia cetik, ring nabiku apupul sawiji
Angidep sapta Ongkara jati pamunah wisia desti teranjana
Poma poma poma, kedep mandi mantranku Ong Ong Ong

Caranya: sebelum minum ataupun makan sesuatu, hendaknya baca mantra di atas dengan penuh kepercayaan dan keheningan hati dan pikiran. bisa di ucapkan berulang kali. Selanjutnya oleskan iduh bang atau ludah dengan jari tengah pada selagan lelata ( di atas hidung,  antara alis) bisa juga iduh bang itu di telan sebanyak tiga kali, agar terhindar dari cetik teranjana yang sangat ganas serta mematikan.

Om Çantih Çantih Çantih Om