Om Awignam Astu Namo Sidham
Om Sidhirastu Tad Astu Astu Swaha
Om Swastiastu
Cetik adalah sejenis racun khas Bali, yang digunakan
untuk "mencelakai" orang lain. Disini tiang akan menjelaskan
sedikit mengenai cetik dan mantra penanggulangan cetik serta gejala-gejala
penyakit yang tampak (sekala) dan tak tampak (niskala) pada penderita menurut
lontar usada bali yang tiang pergunakan sebagai acuan. Semoga tulisan yang
tiang buat dapat bermanfaat untuk semua yang membaca.
Jenis cetik & bahan yang digunakan membuatnya :
- Cetik
Gringsing.
Terbuat dari Yuyu Gringsing atau semacam gurita berwarna merah.
Yuyu ini dimasukkan ke dalam botol, dan disimpan dalam tanah selama 6
bulan. Setelah itu menghasilkan minyak. Minyak inilah yang digunakan
sebagai cetik ditambah dengan minyak (Lengis Nyuh) untuk memperbanyak
volumenya.
- Cetik
Krawang.
Dibuat dari kerikan gong gangsa dicampur dengan "medang tiing
gading" dan medang "tiing buluh" (medang adalah bulu
halus pada bambu)
- Cetik
Buntek.
Dibuat dari usus Be Buntek.
- Cetik
Singar Mangsi.
Dibuat dari Lateng Layar di Laut.
- Cetik
Jinten.
Dibuat dari tulang manusia, prosesnya memerlukan waktu yang cukup panjang.
- Cetik
Badung.
Dibuat dari air yang keluar dari orang meninggal (Banyeh)didiamkan,
ambil bagian beningnya dengan kapas, lalu taruh dipertigaan desa, kemudian
sebut nama dan tempat orang yang disakiti disertai dengan mantera-mantera
tertentu.
Sebagai contoh tiang ambil contoh Cetik Croncong
Polo :
Diantara semua cetik yang disebutkan
dalam beberapa lontar usada di Bali, masyarakat lebih mengenal cetik Croncong
Polo karena dianggap paling menakutkan dan persepsi sebagai racun yang paling
menyakitkan dan berbahaya. Persepsi ini tentu saja terbentuk dari pemaknaan
kata Croncong Polo, yang diartikan racun yang menyerang otak. Persepsi
ini terbentuk bukan oleh unsur atau komposisi cetik, melainkan gejala dan hasil
yang tampak pada si korban. Gejalanya yaitu, mata merah, badan terasa panas,
telinga penderita terasa pecah, seperti diseruduk "dilumbih beduda".
Dalam lontar usada sarana yang digunakan untuk menyembuhkan cetik ini yaitu Keong
Kraca, Madu Klupa, Air Jeruk, Belerang Merah. Obat ini digunakan diteteskan
ke hidung
Mantra untuk mengantisipasi serangan cetik yang sudah
masuk ke dalam tubuh :
Ong Sang
Hyang Brahma, pinaka urip wetengku
Sang Hyang Siwanirmala angadeg ring jiwanku
Wisnu Iswara anglebur sahananing kapangan kenum
Sastra Mang Ang Ung Mang Ah amunah wisia cetik, ring nabiku apupul sawiji
Angidep sapta Ongkara jati pamunah wisia desti teranjana
Poma poma poma, kedep mandi mantranku Ong Ong Ong
Caranya: sebelum minum ataupun makan sesuatu,
hendaknya baca mantra di atas dengan penuh kepercayaan dan keheningan hati dan
pikiran. bisa di ucapkan berulang kali. Selanjutnya oleskan iduh bang
atau ludah dengan jari tengah pada selagan lelata ( di atas
hidung, antara alis) bisa juga iduh bang itu di telan sebanyak
tiga kali, agar terhindar dari cetik teranjana yang sangat ganas serta
mematikan.
Om Çantih Çantih Çantih Om